Sabtu, 11 September 2010

My First Love



Kisah yang ingin aku bagikan pada kalian kali ini adalah tentang cinta pertamaku yang benar-benar sulit untuk aku lupakan. Sekalipun ia telah tiada, sekalipun ia telah pergi tuk slamanya.

Kisah ini berawal ketika aku akan masuk SMP. Saat itu tes masuk SMP RSBI, aku duduk di belakang seorang anak laki-laki. Tubuhnya tinggi, berkulit putih, mata coklatnya membuat tiap orang yang melihat takkan rela untuk melepas pandagan mereka dari mata coklat indah itu, rambutnya yang hitam dan begitu lembut menghias wajahnya yang tampan. Auranya yang begitu kuat membuat setiap orang selalu ingin berada di sisinya.

Pertama aku melihatnya, sungguh itu pertama kalinya jantungku berdebar begitu kencang, dan itu juga pertama kalinya aku merasa malu, canggung, dan nervous di hadapan anak laki-laki.

Pagi itu hari hari pertama tes masuk SMP RSBI. Aku pergi ke sekolah dengan ayahku. Di jalan menuju sekolah, aku melihatnya menaiki sepeda pergi ke sekolah. Aku terus memandanginya hingga ia tak terlihat lagi olehku. Karna aku datang lebih dulu dari dia. Aku pun selalu menunggunya didepan kelas.
Betapa senangnya hatiku saat melihatnya datang. Saat itu aku memang tidak mengenalnya, begitu pula dengan dirinya. Namun aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi. Jadi diam-diam aku menanyakan tentangnya kepada ayahku yang juga seorang guru di SMP itu.

Ayahku menceritakan semua yang ia tahu tentang dia. Betapa terkejut dan bahagianya aku saat mengetahui bahwa dia benar-benar tipeku. Semua tentang dirinya adalah sesuatu yang aku inginkan dari seorang anak laki-laki.
  
Sejak kecil aku sangat menyukai pria yang pandai bela diri, terutama bela diri Jepang, karena aku sangat mencintai segala tentang Jepang. Dan itu ada pada dririnya. Dia pandai dalam Karate dan Hushu, bahkan ia pernah mendapat Juara I Karate tingkat nasional. Ah begitu mendengar itu hatiku menjerit bahagia.
Salah satu kakaknya pandai dalam berbahasa Jepang. Yah, aku sangat mencintai segala sesuatu yang menyangkut Negara Jepang. Itu menambah nilai plus dalam dirinya.

Begitu banyak hal dalam dirinya yang aku inginkan dari seorang anak laki-laki. Terlalu banyak hingga aku tak dapat menyebutkannya satu persatu, begitu banyak hingga dia menjadi orang yang paling sempurna di mataku. Sampai aku sempat berfikir bahwa dia manusia yang lebih sempurna di bandingkan dengan Nabi Muhammad SAW(Astagfirullah).

Begitu butanya cinta.. ckckckck
  
Saat tes masuk SMP RSBI sedang berlangsung. Tepatnya pada saat absen daftar hadir sedang di edarkan ke seluruh peserta satu kelas…
Ah begitu indahnya. Karena aku duduk di belakangnya, aku dapat melihat wajahnya secara dekat dan jelas saat ia memberikan absen daftar hadir itu. Ia memberikannya dengan senyum di wajahnya yang sampai saat ini masih ku ingat dan kukenang. Senyum indah itu tak kan pernah ku lupakan.
Yah begitu seterusnya hingga tes usai.

Saat hasil tes diumumkan. Aku senang dan sangat bahagia karena masuk ke salah satu kelas di SMP RSBI itu. Setelah aku mengetahui hasil tesku, aku pun langsung mencari namanya di daftar pengumuman itu. Berharap dia dapat masuk dan sekelas denganku. Tetapi takdir berkata lain(lebay dah) dia tidak masuk dalam salah satu kelas RSBI di SMP itu. Sedih sih.. tapi aku masih punya harapan, meski dia tidak masuk dalam kelas RSBI, namu  paling tidak ia dapat masuk kelas regular.

Hari pertama aku menjadi siswi SMP, hari pertama MOS, aku melihatnya berada di salah satu kelas regular. 
Setiap hari aku selalu memperhatikannya, benar-benar his Secret Admire. Saat itu pun aku berfikir, betapa idiotnya aku, betapa bodohnya aku dan aku berfikir betapa gilanya aku dibuat olehnya.

Saat pemilihan ektrakulikuler, ternyata dia memilih ekstra yang sama denganku.
Begitu senangnya aku. Tapi tak berapa lama, dia digosipkan dekat dengan seorang siswi RSBI. Hm.. sedih sih. Tapi aku tak terlalu memikirkan masalah itu. Hanya dia yang kupikirkan. Butanya aku.
  
Namun pada satu hari, aku tak melihatnya sama sekali. Hari berikutnya pun juga begitu. Sudah hampir 2 minggu aku tak melihatnya. Tak ada kabar apapun tentang dia. Terakhir aku melihatnya saat ia berlari melewatiku di depan perpustakaan sekolah, aku ingat sekali saat itu dia sedang membawa flashdisk dengan tali berwarna hijau(hijau adalah warna kesukaanku!)

Hingga suatu hari, saat itu hari sabtu malam, ayahku mendapat telepon dari salah satu guruku. Tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan mereka.
Mereka membicarakan tentang dia. Karena aku sangat ingin mengetahui kabarnya saat itu akhirnya aku pun memutuskan untuk meenguping pembicaraan mereka. Jujur aku tak pernah berani menguping pembicaraan orang tuaku, baru kali itu aku melakukannya.

Sungguh aku tak percaya dengan apa yang telah aku dengar bahwa dia, cinta pertamaku, telah pergi tuk selamanya, pergi tinggalkan kehidupan yang semu ini, pergi tanpa mengucap salam perpisahan, pergi dengan begitu cepatnya.
 Tanpa ku sadari air mataku pun mengalir deras membasahi pipiku, aku menjerit dalam hati kepada Tuhan tentang ketidak-adilan yang ia buat untukku, aku terus menyalahkan Tuhan atas perbuatannya yang semena-mena Karena telah mengambilnya dari hidupku.

“Kenapa harus seperi ini? Kenapa kamu lakuin ini ke aku? Tuhan kenapa harus dia? Tuhan kau benar-benar tega, kejam, jahat. Aku terus berdoa padamu, tak pernah aku menyekutukanmu, tak pernah ku ingkari janjiku padamu, aku begitu setia kepadamu. Tapi apa yang kamu pebuat padaku? How could this happen to me?”
Setelah ayahku menutup telepon, aku pun mengusap air mataku yang sesungguhnya sulit untukku menghentikannya.
Sangat aku dan ayahku sedang bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat, aku bertanya pada ayahku dengan ekspresi ceriaku yang seperti biasanya “telpon dari siapa tadi?” ayahku menjawab ”dari Bu Dar”
aku kembali bertanya “kenapa to?”
ayahku “itu, mau lawat ke rumah *a*i*”
aku “ha? Siapaa yang meninggal?”
ayahku “ya *a*i*, tapi karena mau pergi ma kamu jadi ya g jadi lawat”
aku “gak papa kog, lawat aja, aku ikut, ntar habis dari sana langsung pergi”
ayahku “la tapi kan…” belum selesai ayahku menjawab aku sudah memotong pembicaraannya
“alah, udah.. gak papa”
  
Akhirnya kami pun pergi melawat kerumahnya. Di perjalanan air mataku pun kembali mengalir, cepat-cepat aku mengusapnya, aku tak ingin ayahku mengetahuinya.

Begitu terkejutnya aku saat sampai di depan rumahnya, ternyata rumahnya berjarak 2 rumah dari rumah uyutku yang sering aku kunungi. Sebelum selesai aku memikirkan itu, ayahkupun mengajakku untuk cepat cepat masuk kerumahnya.

Dari luar aku mendengar suara tangisan seorang ibu yang duduk di samping sesosok tubuh yang terbujur kaku dan tak berdaya lagi.
Saat aku memasuki rumahnya, begitu dingin didalam, padahal tak ada AC yang menyala. Entah mengapa kakiku begitu berat, aku tak mampu untuk terus berjalan memasuki rumahnya, tubuhku mulai bergetar, air mataku mulai mengalir, namun aku harus menahannya. Jangan sampai ayahku mengetahui ini.

Betapa sakitnya hatiku, betapa lemahnya aku, betapa menderitanya aku saat itu. Orang yang ku kagumi, orang yang aku cintai, orang yang telah memberi warna dalam hidupku, orang yang telah membuat hari-hariku indah, orang yang membuatku melakukan hal-hal bodoh, orang yang mengubah hidupku dari rasa tak peduliku pada seseorang menjadi rasa peduliku yang teramat sangat pada seseorang, kini dia pergi tuk selamanya.

Aku bertanya kepadanya dalam hati “heh, kenapa kamu seenaknya kaya gini sih. Tau gak? Aku jadi orang bodoh dan idiot gara-gara kamu, aku jadi peduli dan mikirin orang gara-gara kamu. Bias-bisanya kamu pergi gitu aja.”
Aku tersadar dari pikiranku saat ibunya menjabat tanganku dan mengucap salam selamat datang padaku. Betapa dingin tangannya saat itu. Ayahku dan aku pun dipersilakannya masuk dan duduk. Disana aku mendengar cerita ibunya mengenai dia
“dia itu anak yang baik, penyanyang, patuh dan berbakti pada orang tuanya. Dia orangnya tak pernah putus asa, tak pernah mengeluh, penyakitnya saja baru kami ketahui akhir-akhir ini, dia tu kalo berangkat sekolah naik sepeda, gak mau dianter ma papanya naik mobil katanya kalo pakai mobil ntar repot…” yah banyak sekali yang ibunya ceritakan tentang dia

Setelah bercerita ibunya mengajak ayahku dan aku untuk melihat wajahnya yang terakhir kali, namun aku tak berani melihatnya, seperti biasa, aku hanya melihatnya dari jauh. Aku takut aku tak dapat menahan air mataku lagi. Aku takut ayahku dan orang lain mengetahui perasaanku ini. Aku tak mau membaginya dengan siapapun, karena ini perasaanku, mereka tak harus tahu, kalaupun mereka tahu mereka hanya akan melarangku untuk meneruskannya. Aku tak mau itu terjadi. Biar hanya aku dan Tuhan yang tahu.


Saat ibunya mulai membuka penutup wajahnya, aku langsung menatapnya dalam-dalam, “ apakah mukamu seperti ini saat kamu sednag tidur? Meski sedang tidur, mukamu tetap tampan ya..”
 Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara gadis kecil, ia berkata dengan keras “Ma, kak *a*i* kok tidur disitu to?”
Sungguh polosnya gadis itu. apa dia tak mengerti bahwa itu bukan tidur yang biasa ia tahu, tidur pada malam hari dan akan bangun di pagi harinya. Bukan seperti itu, ini berbeda, tidur itu adalah tidur yang tak akan pernah bangun lagi, sekalipun kau mengoyak badannya berkali-kali.

Sungguh aku sudah tak tahan lagi dan tak mampu lagi menahan air mataku. Aku pun langsung menarik tangan ayahku dan mengajaknya untuk cepat-cepat pergi.
Di perjalanan pipiku sudah benar-benar basah. Saat ayahku bertanya mengapa, aku hanya menjawab “ngantuk banget og” aku pun berusaha menahan perasaanku dan menenangkan pikiranku.

Hari itu adalah hari dimana aku pertama kali melihat tubuh yang tak bernyawa lagi. Aku selalu takut untuk melihat keadaan tubuh yang telah tak bernyawa, namun hanya karena dia, hanya karena aku ingin melihatnya untuk yang terakhir kali aku pun memberanikannya, sekalipun aku sangat membenci hal itu. Jujur, sampai sekarang pun hanya wajahnya yang aku lihat saat tak bernyawa lagi. Tak pernah aku berani melihat lagi wajah orang tak benyawa selain dia. Hanya dia orang pertama dan terakhir.


Sudah bertahun-tahun berlalu. Namun aku tak kunjung bias melupakannya. Seseorang di luar sana, bantu aku ya buat lupain perasaanku ke dia.

Buat dia yang udah gak da disini lagi semoga kamu tenang ya disana :)

Maaf ya kalo kedengarannya lebay, tapi itulah yang kualami. .




12 comments:

devina maia hapsari mengatakan...

halah, panjang sekaleeeeeeeeeee?
siapa dia? sarif?
apa galih? tp kalo aku pikir GALIH .
thats right ?

Aijoo's world mengatakan...

alah maya...
diam kau
hahaha

devina maia hapsari mengatakan...

YA SIAPAAAA? AKU KAN PENGEN NGERTI

Aijoo's world mengatakan...

emang panjang

AH MAY SMS AJA


hihihiihi

Luluatul mengatakan...

galih meeeen

Aijoo's world mengatakan...

galih???????

<3

Luluatul mengatakan...

Ciyeeeeeeeeeeeeeeeeeeee anung nih ye

Aijoo's world mengatakan...

awawawawawaw


ah mbak.. g enak ma jessy

Aijoo's world mengatakan...

mbak aku kangen ih ma dia

Luluatul mengatakan...

Eh kok frontal banget sih nung???

Aijoo's world mengatakan...

kan di blog. hahhahahahah
d FB g mungkin <3

Luluatul mengatakan...

Yaiyaalaaaaaaaaaaaah hahaha eh lu visit blog gue juga :D

Posting Komentar